Nasi ulam menjadi salah satu sarapan khas Betawi, yang sepintas mirip dengan nasi uduk berkat citarasanya yang gurih. | Shutterstock/Hanifah Kurniati

Nasi Ulam, Sarapan Khas Betawi yang Kini Semakin Jarang Ditemukan

author
Dini Felicitas
Kamis, 12 September 2024 | 16:08 WIB

Ketika kamu tak sempat menyiapkan sarapan di rumah, pilihannya pasti membeli sarapan di kedai sekitaran rumah atau di kantor. Jenis sarapan yang paling mudah ditemukan umumnya makanan Betawi.

Sarapan khas Betawi punya pilihan yang cukup beragam, dari nasi uduk, ketoprak, gado-gado, bubur ayam, lontong sayur, juga nasi ulam.

Nasi ulam boleh dibilang nasi campurnya Betawi. Sepintas mirip dengan nasi uduk, dengan citarasa yang gurih dan pedas. Berbeda dengan nasi uduk, nasi ulam tidak dimasak dengan santan.

Citarasa gurihnya didapat dari serundeng yang diaduk dengan nasi putih hangat. Serundeng kelapa ini dalam Bahasa Betawi disebut dengan “ulam”.

Resep Opor Ayam Tanpa Santan, Pas buat yang Lagi Diet dan Ingin Mengurangi Konsumsi Santan

Selain serundeng, nasi campur ini biasanya disajikan dengan semur, perkedel, bihun goreng, dendeng manis, serta daun kemangi.

Bagi yang sejak dulu tinggal di Jakarta tentu sangat mengenal nasi ulam ini. Sayangnya, mungkin karena tidak sepopuler nasi uduk, kuliner ini sudah jarang ditemukan.

Seperti juga hidangan khas daerah lainnya, nasi ulam pun menyimpan banyak cerita di balik pembuatannya. Yuk, kita segarkan lagi ingatan kita tentang masakan ini.

Persilangan berbagai kuliner budaya

Nasi ulam sebenarnya merupakan masakan khas Tangerang. Dulunya, banyak pedagang nasi ulam berjualan menggunakan gerobak dorong dari Tangerang ke Glodok.

Lama-kelamaan, nasi ulam menjadi popular di kalangan masyarakat Tionghoa di Glodok. Akhirnya, makanan ini justru tidak banyak ditemukan di Tangerang lagi.

Meskipun dikenal sebagai sarapan khas Betawi, nasi ulam juga kerap disuguhkan dalam acara-acara hajatan di bilangan Kampung Melayu dan sekitar Jakarta Timur.

Resep Empanada Mudah dan Enak, Makanan Favorit Paus Fransiskus

Selain itu, makanan ini juga dikenal sebagai makanan paling populer dalam berbagai acara seperti khitanan. Dalam momen-momen tersebut, masyarakat Betawi umumnya mengundang orang untuk makan bersama.

Orang Betawi sendiri biasanya memasak ulam alias serundeng kelapa dalam porsi banyak, sehingga bisa disimpan dan disantap kapan saja.

Sama halnya dengan budaya Betawi yang banyak dipengaruhi oleh budaya Arab, China, India, dan Eropa, nasi ulam ternyata juga merupakan persilangan kuliner budaya antarnegara.

Nasi putih yang ditaburi serundeng dan kacang ternyata merupakan pengaruh dari kuliner India. Sedangkan lauk pendamping seperti semur dan perkedel, berasal dari hidangan Belanda smoor dan frikadeller, gorengan berbahan kentang dan daging.

Penggunaan ebi, yang juga ditemukan dalam beberapa kuliner Betawi lain, merupakan salah satu ciri bahan makanan di China. Begitu pula dengan penggunaan bihun goreng dan dendeng manis.

Tidak heran, nasi ulam disebut sebagai hidangan Betawi Peranakan China.

Jenis nasi ulam

Sarapan khas Betawi ini biasanya dicampur dengan berbagai bumbu dan rempah, terutama daun pegagan atau daun kemangi yang lebih mudah didapat. Kemudian disajikan dengan bumbu-bumbu, sayuran, plus berbagai macam lauk.

Fakta Menarik Makanan Viral Cromboloni

Nasi ulam sendiri sebenarnya ada yang dihidangkan basah dan kering, sehingga kamu bisa memilih penyajian yang sesuai selera.

Lauk pada nasi ulam basah antara lain bihun goreng, serundeng, kacang tanah, telur dadar, cumi asin, daun kemangi, lalu diguyur dengan kuah semur tahu kentang yang melimpah. Penggunaan kentang dalam semur ini menunjukkan adanya pengaruh Eropa.

Penjual nasi ulam basah banyak terdapat di bilangan Senen, Matraman, Petak Sembilan, Tanjung Priok, dan Kemayoran.

Sedangkan nasi ulam kering, sesuai namanya, tidak menggunakan siraman kuah semur. Nasi hanya diaduk dengan serundeng, mentimun, kemangi, sambal kacang, dan emping goreng.

Ada juga yang disuguhkan dengan taburan kacang hijau mentah yang direndam semalaman sebagai ulam. Jika beruntung, kamu bisa mendapat telur balado, empal goreng, dendeng, perkedel, tempe goreng, bahkan pesmol ikan kembung.

Kalau kamu suka nasi ulam kering, coba cari di wilayah Kayumanis, Tebet dan Jatinegara.

Banana Bread, Tercipta saat Krisis Perang Dunia Kedua

Warung nasi ulam legendaris

• Nasi Ulam Misjaya Nasi Ulam Misjaya
Jalan Kemenangan III Nomor 37, RT.10/RW.2, Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat, buka pukul 15.00-22.00.

•  Nasi Ulam Garuda Nasi Ulam Garuda
Jalan Prof. Dr. Latumeten Nomor 38 Angke, Tambora, Jakarta Barat, buka pukul 06.00-10.00 dan 16.00-22.00.

• Nasi Ulam & Nasi Uduk Ibu Yoyo
Jalan Karet Pedurenan Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, buka ari pukul 06.30-18.00.

• Nasi Ulam Betawi Pluit Sakti Bang Sanip
Jalan Pluit Sakti IV Nomor 24 4, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, buka pukul 06.00-12.00.

Nah, siapa yang masih suka mencari sarapan khas Betawi ini?

Sumber:

https://www.kompas.com/food/read/2024/05/16/131900175/4-rekomendasi-tempat-makan-nasi-ulam-di-jakarta-ada-yang-buka-sejak-1950.

https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=674

https://www.senibudayabetawi.com/8450/menyibak-fakta-di-balik-nasi-ulam-khas-betawi.html