Jika Cookiners terbiasa buang sampah pada tempatnya, salut. Sejak kecil, orang tua kita selalu menanamkan kebiasaan baik ini. Hingga dewasa, kita terbiasa membawa kemana-mana sampah bekas bungkus makanan, minuman, atau jenis lainnya, sebelum akhirnya melihat tempat sampah dan kemudian membuangnya.
Tapi, jika kebiasaan ini telah dilakukan sejak duduk di kursi taman kanak-kanak, masa iya 20 tahun (atau lebih?) setelahnya, kita belum melakukan “improvisasi”? Masih saja merasa cukup berkutat pada kebiasaan buang sampah pada tempatnya, alias gak maju-maju.
Padahal, meski tidak dibuang sembarangan, sampah rumah tangga yang kita hasilkan sehari-hari tetap berperan dalam melakukan pencemaran lingkungan, lho. Data menyebutkan, di tahun 2020 Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah yang 37,3% diantaranya berasal dari aktivitas rumah tangga.
Baca juga: Bijaklah Dengan Sampah Plastik
Sedangkan kesadaran masyarakat untuk memilah sampah, masih sangat rendah. Akhirnya sampah yang gagal dipilah tidak dapat dimanfaatkan kembali, dan benar-benar berakhir jadi limbah yang masih sulit diolah. Ujung-ujungnya, mencemari lingkungan sekitar lokasi pembuangan, mencemari air tanah, dan juga lautan.
Dampaknya masih sangat panjang, Cookiners. Limbah atau sampah yang mencemari air tanah, tentu saja akan jadi sumber penyakit bagi mereka yang memanfaatkan air tanah tersebut untuk kehidupan sehari-hari. Sedangkan sampah yang terbawa sampai ke laut, membuat pencemaran lingkungan yang lebih parah lagi, merusak ekosistem dan bahkan membahayakan hewan laut. Sudah sering dengar kan, mamalia laut seperti ikan paus terdampar mati dan di dalam perutnya terdapat puluhan bahkan ratusan kilogram limbah plastik?
Baca juga: Dapur Berminyak Setelah Masak Besar? Ini Tips Membersihkannya dengan Mudah
Lantas apa yang bisa kita lakukan?
Yuk berperan mengurangi kerusakan lingkungan dengan cara berikut ini:
- Lakukan regrow dari sisa sayuran tertentu setelah memasak. Selain dapat mengurangi sampah, langkah ini juga bisa mengurangi jejak gas karbon yang berasal dari proses distribusi bahan makanan.
- Sisa makanan yang tidak bisa “ditumbuhkan kembali” atau regrow, bisa diolah jadi lebih bermanfaat dengan melakukan kegiatan mengkompos.
Dua hal di atas, tidak hanya baik bagi lingkungan, tapi juga bisa memberi keuntungan buat diri sendiri, Cookiners. Kita jadi lebih hemat, gak perlu beli terlalu banyak sayuran karena bisa regrow, dan gak perlu beli pupuk kimia untuk tanaman kesayangan.
Baca juga: Tips Menggoreng Makanan agar Lebih Sehat
Nah, kalau untuk sampah non-organik, seperti plastik, kertas kemasan (tetra pack), aluminium, kaca, stainless, dan bahan lainnya, yang bisa kamu lakukan adalah:
- Memilah berdasarkan jenis bahannya
- Dicuci bersih dan dikeringkan sebelum disatukan dalam jumlah dan kurun waktu tertentu
- Jika sudah terkumpul cukup banyak, diserahkan ke bank sampah atau lembaga-lembaga yang menerima dan melakukan pengolahan sampah rumah tangga
Di artikel selanjutnya, akan Cookin buatkan daftar bank sampah yang bisa menerima sampah Cookiners setelah dipilah, ya! Selain berperan memelihara lingkungan, aktif ‘menabung’ di bank sampah juga bisa jadi sumber tambahan penghasilan kecil-kecilan, Cookiners!