Ini Fakta Ilmiah Di Balik Terciptanya Makaron
Gimana proses terciptanya makaron, si kukis cantik yang ajaib? Nggak bisa dipisahkan dari proses kimia antara bahan-bahannya.
Siapa yang nggak suka makaron? Salah satu kukis paling favorit di dunia ini memang ajaib. Nggak cuma tampilannya yang cantik. Saat digigit, renyah luarnya, lalu kenyal di dalam, kemudian meleleh di mulut. Sensasional, kan?
Bahan membuat makaron sebenarnya sangat sederhana, yaitu putih telur, gula pasir, tepung almond dan gula halus. Putih telur dikocok bersama gula pasir yang kemudian jadi meringue, lalu diaduk bersama dengan campuran tepung almond dan gula halus.
Yang menjadi rahasia terciptanya makaron terletak pada rasio bahan, metode pengocokan telur, cara mencampur adonan meringue dengan campuran tepung almond dan gula halus serta temperatur oven. Nggak jauh beda dari percobaan ilmiah. Yuk, kita bedah satu-satu.
Rasio Bahan
Berapa rasio perbandingan bahan saat membuat makaron? Sebenarnya, resep-resep makaron yang banyak beredar di internet sudah berdasarkan uji coba berkali-kali. Jadi, pilih saja salah satu yang terpercaya. Dan hasilnya bisa dimodifikasi.
Pada dasarnya, jumlah tepung almond dan gula halus yang ideal membuat struktur makaron solid sehingga ketika dicampur adonan meringue membuatnya jadi ringan. Jumlah tepung almond yang terlalu banyak membuat makaron jadi tebal. Sementara kalau gula halusnya yang terlalu banyak akan membuat makaron jadi tipis.
Di sisi lain, jumlah tepung almond yang terlalu banyak juga akan membuat makaron kaku dan mudah gosong. Sementara terlalu banyak meringue akan membuat makaron punya banyak kantong udara.
Nah, kalau gulanya terlalu banyak, makaron juga akan mudah gosong. Tapiii, kalau gulanya kurang, makaron akan sulit terbentuk.
Pengocokan Telur dan Gula
Pengocokan putih telur pada dasarnya adalah proses memecah protein hingga terbentuk ikatan dan jaringan baru. Itulah kenapa volumenya bisa berlipat sampai 4 kali ukuran semula.
Saat sudah menggumpal dengan ujung melengkung lunak (soft peak), penambahan gula pasir membuat ujungnya jadi kaku (hard kaku). Seperti yang sudah kita tahu, cara mengetes meringue sudah jadi atau belum adalah membalikkan mangkuk tanpa meringue jatuh.
Perlu diingat di sini kalau terlalu lama mengocok telur dan gula akan membuat makaron retak atau bahkan pecah. Sementara kalau kurang lama, makaron akan kempes dan teksturnya juga kaku.
Teknik Melipat Saat Mencampur
Yang nggak kalah penting adalah teknik mencampur adonan meringue dengan campuran tepung almond dan gula halus. Aduk lipat istilahnya. Sebelumnya, masukkan campuran almond ke dalam meringue sekaligus.
Caranya, tarik garis di tengah adonan menggunakan spatula, lalu keruk dasar mangkuk dengan arah melingkar, demikian seterusnya sampai tercampur rata. Kira-kira sebanyak 30 kali sehingga adonan mengalir seperti lava.
Tapi hati-hati, terlalu lama mengaduk akan membuat makaron kempes dan tidak berbentuk. Sementara kalau kurang lama diaduk, makaron akan jadi kaku dan berujung runcing.
Setelah makaron dicetak dalam loyang, biarkan sejenak hingga bagian kulitnya sedikit mengering. Tujuannya adalah ketika dioven, udara tidak akan keluar lewat permukaan atas makaron (yang akan membuatnya pecah), tapi dari bagian dasar makaron. Ini asal mula terciptanya semacam akar/kaki di dasar makaron, salah satu syarat makaron yang ideal.
Suhu Oven Rata
Makaron dipanggang dalam oven dengan suhu 176 derajat Celsius selama 13 menit. Pastikan saja suhu dalam oven rata sehingga makaron bisa terpanggang dengan sempurna. Perlu banget mengenali karakter oven kamu di rumah, nih.
Suhu oven yang tidak merata bisa membuat banyak masalah. Misalnya makaron yang pecah, tidak mengembang sama sekali atau malah gagal membentuk ‘akar/kaki’ tadi.
Yuk, praktikkan tipsnya, Cookiners!
Simak juga:
Durasi dan Teknik Merebus Telur Ternyata Berpengaruh Ke Hasilnya
Ini Cara Makan Kentang Goreng di 8 Negara Yang Berbeda
Tambahkan 7 Bahan Ini Ke Dalam Brownies Kamu, Pasti Makin Cihuy!