Ini Urutan Kemasan Pembungkus Makanan Terbaik Sampai Terburuk (Bagian 2)
Ingin lebih ramah lingkungan ketika berbelanja makanan atau bahan makanan? Pilih kemasan pembungkus makanan yang tepat. Ini urutannya dari yang terbaik sampai terburuk.
Plastik lagi, plastik lagi, begitu yang harus dihadapi kalau berhubungan dengan kemasan pembungkus makanan. Mau yang dijual di pasar, mini market, supermarket, sampai makan yang dipesan online. Ingin mencoba hidup ramah lingkungan jelas jadi cobaan di negeri ini.
Tapi jangan putus asa dulu. Meskipun sulit, kita tetap bisa kok berusaha memilih kemasan yang lebih ramah lingkungan. Ini urutan kemasan pembungkus makanan yang terbaik sampai terburuk.
Untuk Urutan 1 dan 2 kemasan pembungkus makanan yang terbaik dan terburuk, bisa diklik di sini.
3. Kertas
Ini termasuk kemasan kertas, kardus dan gelas kertas.
Poin Plus:
1. Kertas bisa dibilang bahan kemasan makanan yang paling ramah lingkungan. Bisa hancur di alam dalam tempo yang cepat. Di sisi lain, kertas juga mudah didaur ulang untuk dijadikan bahan kertas yang baru.
2. Semakin banyak perusahaan yang sadar lingkungan dengan mulai menggunakan kertas hasil proses daur ulang.
Poin Minus:
1. Meskipun hasil akhirnya ramah lingkungan, produksi kertas bisa dibilang lumayan merusak lingkungan. Selain harus menebang pohon, proses produksinya juga menghabiskan sumber daya energi dan air yang tinggi. Selain itu, emisi gas karbon yang dihasilkan pabrik kertas juga lumayan tinggi.
2. Usaha penggunaan kertas daur ulang dilihat sebagai upaya yang positif. Tapi penggunaan kertas daur ulang rata-rata maksimal hanya 35% dari keseluruhan kemasan yang mengaku ramah lingkungan.
Sehingga:
Pilih kemasan kertas yang jelas menyebutkan asal-usulnya dan tanggung jawab lingkungannya (misalnya menanam xx pohon untuk setiap xx pohon yang ditebang. Lebih baik lagi kalau kertas adalah hasil daur ulang.
4. Plastik
Ini termasuk aneka kantung plastik dengan berbagai jenis dan ukuran, gelas dan botol plastik.
Poin Plus:
1. Harganya murah mudah didapat. Selain itu, proses produksinya pun murah dan tidak menghabiskan banyak energi dan biaya.
Poin Minus:
1. Sudah jelas, plastik bukan bahan yang mudah hancur dan menyatu di alam. Meskipun bisa hancur, tapi butuh waktu lama dan pada akhirnya masih berbentuk mikroplastik. Durasi hancurnya tidak sebanding dengan volume penggunaannya.
2. Meskipun plastik terkesan mudah didaur ulang tapi data menunjukkan hanya 9,5% sampah plastik yang benar-benar didaur ulang. Sisanya jadi sampah yang memenuhi tempat pembuangan sampah yang sebagian besar di antaranya berakhir di laut dan sungai.
Sehingga:
Kalau ada alternatif lain, jangan gunakan plastik. Kalau sangat terpaksa, pilih plastik yang bisa dipakai berulang kali, bukan sekali pakai.
5. Styrofoam
Ini termasuk pembungkus makanan take away, pembungkus sayuran di supermarket dan kotak penyimpan frozen food berbagai ukuran.
Poin Plus:
1. Meskipun harganya tidak semurah plastik, styrofoam punya kelebihan yang tidak dipunya plastik yaitu bisa digunakan untuk makanan dingin dan panas sekaligus. Selain itu,
Poin Minus:
1. Dalam pembuatannya, styrofoam mengandung styrene yang diklaim berbahaya untuk tubuh bila tercampur bersama makanan.
2. Styrofoam sama sekali tidak bisa didaur ulang. Sebagian besar cuma dipakai sekali dan langsung berakhir di tempat pembuangan sampah. Bahan kimia yang ada dalam styrofoam yaitu benzene, terbukti bisa mencemari tanah saat di pembuangan sampah.
Sehingga:
Hindari penggunaan styrofoam untuk makanan. Wadah kaca atau plastik yang bisa dipakai berulang bisa jadi alternatif dalam kondisi terpaksa.
Simak juga: