Ini Urutan Kemasan Pembungkus Makanan Terbaik Sampai Terburuk (Bagian 1)
Ingin lebih ramah lingkungan ketika berbelanja makanan atau bahan makanan? Pilih kemasan pembungkus makanan yang tepat. Ini urutannya dari yang terbaik sampai terburuk.
Plastik lagi, plastik lagi, begitu yang harus dihadapi kalau berhubungan dengan kemasan pembungkus makanan. Mau yang dijual di pasar, mini market, supermarket, sampai makan yang dipesan online. Ingin mencoba hidup ramah lingkungan jelas jadi cobaan di negeri ini.
Tapi jangan putus asa dulu. Meskipun sulit, kita tetap bisa kok berusaha memilih kemasan yang lebih ramah lingkungan. Ini urutan kemasan pembungkus makanan yang terbaik sampai terburuk.
1. Gelas/Botol Kaca
Ini termasuk gelas dan botol kaca.
Poin Plus:
1. Secara materi, gelas adalah bahan pengemas yang sangat ideal. Sifatnya tahan lama (selama tidak jatuh dan pecah, tentunya). Gelas juga tidak reaktif terhadap bahan apa pun sehingga sesudahnya bisa dipakai untuk menyimpan berbagai makanan/barang lain.
2. Gelas juga bahan yang bisa didaur ulang. Kondisinya yang mudah dibersihkan membuat kualitasnya setelah didaur ulang sama dengan aslinya tanpa mengalami penurunan.
Poin Minus:
1. Gelas dibuat dari pasir, soda ash dan kalsium karbonat. Meskipun tersedia dalam jumlah banyak di alam, tetap saja tidak berdampak baik untuk lingkungan karena pasir dan batu gampingnya (sumber kalsium karbonat) harus ditambang.
2. Meskipun bisa didaur ulang dengan kualitas hasil yang sama dengan aslinya, biaya untuk mendaur ulang gelas ternyata lumayan besar. Melelehkan gelas diperlukan energi panas minimal 1700 derajat Celsius. Sehingga, tidak banyak perusahaan yang menerima pengembalian kemasan gelas untuk didaur ulang.
Sehingga:
Pilih gelas kalau memang kamu akan memakai ulang untuk benda/makanan lain. Kalau kamu beli cuma untuk dipakai sekali, akan berakhir di tempat sampah tanpa kejelasan akan didaur ulang atau tidak.
1. Aneka Logam/Metal
Ini termasuk kemasan makanan berbentuk kaleng dengan bahan aluminium, timah dan baja.
Poin Plus:
1. Bahan logam termasuk yang sangat fleksibel. Bisa langsung dibuang untuk didaur ulang, bisa juga dipakai ulang.
2. Ketika dibuang, kemungkinan didaur ulangnya pun tinggi (sekitar 70-90%). Biaya mendaur ulang logam relatif rendah, yaitu 4-8% dari membuat logam baru yang harus dibuat dari sumber daya alam bauksit.
Poin Minus:
1. Ada sejumlah kemasan logam (seperti kaleng kemasan makanan) yang didalamnya terdapat lapisan epoxy resin untuk mengurangi risiko kaleng cepat berkarat dan rusak. Lapisan epoxy resins ini biasanya mengandung BPA.
Sehingga:
Untuk dipakai ulang atau pun didaur ulang, logam relatif fleksibel untuk jadi kemasan makanan. Pilih kemasan kaleng tanpa lapisan BPA di dalamnya.
Simak juga:
Ini Urutan Kemasan Pembungkus Makanan Terbaik Sampai Terburuk (Bagian 2)
Apa Benar Teh Kombucha Bermanfat Untuk Kesehatan? Ini Faktanya!
Bukan Jeruk atau Mangga, Ini Dia 5 Buah Paling Banyak Dikonsumsi Di Dunia