Sayangnya kita tak punya kosa kata yang membedakan rumah (gedung) dan arti yang lebih luas lagi sebagai tempat pulang. Tidak seperti bahasa Inggris yang punya 'home' dan 'house'. Tentu ini bukan protes. Bahasa kita tetap nomor 1.
Suatu hari ketika sedang memasak, anak saya pulang sekolah. Sambil melempar tas dan membuka sepatu, dia menarik napas panjang, “Hmmm, aromanya seperti pulang ke rumah.”
Ya ampun… tiba-tiba saja jadi baper. Mereka merasakan rumah yang bukan sekadar gedung, tetapi tempat untuk pulang. Dan aroma masakan yang menguar ke seluruh pelosok rumah telah mengantarkan perasaan home itu. Senang, terharu, dan entah apa lagi.
Nah, betul, kan, memasak punya makna yang sangat luas. Memasak tak sekadar menghasilkan hidangan untuk mengenyangkan perut, tetapi punya fungsi dalem (bukan dalam, hahaha). Sungguh sayang kalau kamu mengabaikan pekerjaan memasak yang menyenangkan hanya karena tak punya waktu atau sekadar mager.
Kamu yang bahkan tak pernah datang ke dapur, memegang pisau dan wajan, ayo mulai. Rasakan kegiatan mengasyikkan itu. Upahnya akan datang tanpa kita sadari. Yuuk…
Baca juga:
Balada Si Rantang
Rantang, Si Pembawa Makanan Yang Ramah Lingkungan | SHUTTERSTOCK
Pergi dan Relakan...
Indahnya dandelion tertiup angin bukan cuma untuk keindahan ternyata, tapi untuk menyebarkan benih. | SHUTTERSTOCK