Biasa kalau pas mati angin di tempat kerja, kita stop bekerja lalu mengobrol ngalor-ngidul tak bermakna. Salah satunya bicara soal arti sebuah nama. Pertanyaan umum seperti, kenapa kamu diberi nama X. Jawabnya bisa macam-macam dan biasanya diterima begitu saja. Kan, memang mengisi waktu sampai sang angin datang lagi dan kembali bekerja.
Tapi yang ini jawabnya sungguh mengejutkan. Teman saya diberi nama, sebut saja Alia yang diambil bukan karena maknanya yang sarat harapan, tetapi karena nama itu mantan kekasih ayahnya. Semua orang menjawab, “Ha???”
Benak kami dipaksa mencerna dengan cepat dan sama, bagaimana perasaan sang ibu yang setiap menit harus memanggil nama anaknya yang notabene juga nama mantan suaminya??? Sungguh besar hati sang ibu.
Lalu saya bertanya pada teman yang lain yang kurang ikut tertawa, "Kamu bayangkan, kan, kalau suamimu memberi nama anakmu dengan nama mantannya."
Teman saya tersenyum. Lalu malu-malu dia menjawab, "Nama tengah salah satu anakku juga nama mantan suamiku." Kami serentak tertawa keras, bahkan tanpa dirijen yang memberi aba-aba.
Di balik tawa saya berpikir keras. Apakah betul, mantan selalu lekat dengan kehidupan seseorang. Bukankah karena tak mau “dibawa-bawa” lagi, maka ia kita tinggalkan?
Mantan, Selayaknya Dilupakan atau Dikenang? | SHUTTERSTOCK
Tiba-tiba saja saya parno, jangan-jangan di balik permintaan memasak semur yang terucap dari mulut suami seminggu dua kali, ada sesuatu yang ingin dikenangnya. Mungkinkah itu hidangan kesukaan mantannya? Atau bahkan masakan yang selalu dikirimi mantannya ketika jam makan siang? Atau itu masakan yang selalu dimakan bersama di saat tertentu?
Kalau iya, betulkah fisiknya saja yang hadir di rumah, sementara hatinya melanglang di hati orang lain. Di antara tawa dan ledekan yang belum juga berhenti, saya menarik napas, kenapa juga harus cemas, si Teman yang sudah lulus sarjana, sudah bekerja saja tenang-tenang menceritakan latar belakang namanya.
Kadang segala hal memang harus diterima begitu saja tanpa harus dipertanyakan dan semur yang diminta tetap terhidang sesering yang diminta. Terus kenapa? Makin sering, makin mudah, kan? Masak saja sekali, simpan di freezer, keluarkan dalam tiga tahapan. Praktis! Jangan pikirkan hal lainnya. Bikin pusing.